Minggu, 23 Januari 2011



 
 
Beginilah dokumen Pendopo tempat tinggal Bupati Cianjur dari masa ke masa sehingga jadi Pendopo Bupati seperti saat ini.(FOTO:DOK IST/RADAR CIANJUR)
Seiring perubahan zaman, tak semua warga asli Cianjur mengetahui sejarah berdirinya Kabupaten Cianjur. Maka perlu dibuka bagaimana babat Cianjur yang berawal dari munculnya Raden Wiratanu putra RA Wangsa Goparana Dalem Sagara Herang 2 Juli 1677, hingga membuka jadi Kabupaten Cianjur saat ini. RIKI RIZKI, Cianjur CIANJUR Sudah berusia ke 333 tahun (12 Juli 1677-12 Juli 2010). Pada usianya yang sudah termasuk tua itu banyak peninggalan-peninggalan masa lalu yang bisa dikenang. Berdasarkan Babad Cianjur, terguar sejak tiga abad silam merupakan saat bersejarah bagi Cianjur. Karena berdasarkan sumber-sumber tertulis, sejak tahun 1614 M di daerah Gunung Gede dan Gunung Pangrango ada di bawah Kesultanan Mataram, sekitar tanggal 2 Juli 1677, Raden Wiratanu putra RA Wangsa Goparana Dalem Sagara Herang mengemban tugas untuk mempertahankan daerah Cimapag dari kekuasaan kolonial Belanda yang mulai menanamkan kekuasaanya di nusantara. Upaya Wiratanu untuk mempertahankan daerah ini juga erat kaitannya dengan desakan Belanda/VOC saat itu yang ingin mencoba menjalin kerjasama dengan Sultan Mataram Amangkurat I. Namun sikap patriotik Amangkurat I yang tidak mau bekerjasama dengan Belanda/VOC mengakibatkan ia harus rela meninggalkan keraton tanggal 2 Juli 1677. "Kejadian ini memberi arti bahwa setelah itu Mataram terlepas dari wilayah kekuasaannya," kata Budayawan Cianjur Abah Ruskawan, ketika mengguar sejarah awal Cianjur. Menurutnya, pada pertengahan abad ke-17 ada perpindahan rakyat dari Sagara Herang yang mencari tempat baru di pinggir sungai untuk bertani dan bermukim di tempat tinggi. Babakan atau kampung mereka namakan menurut nama sungai. Di mana pemukiman itu berada di sekitar Cikundul dan Cikalongkulon. Seiring dengan itu Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari Talaga keturunan Sunan Talaga, terpaksa meninggalkan Talaga karena masuk Agama Islam. "Sedangkan para Sunan Talaga waktu itu masih kuat memeluk agama Hindu," sebut Abah. Aria Wangsa Goparana kemudian mendirikan Nagari Sagara Herang dan menyebarkan Agama Islam ke daerah sekitarnya. Sementara itu Cikundul yang sebelumnya hanyalah merupakan sub nagari menjadi Ibu Nagari tempat pemukiman rakyat Djajasasana. Beberapa tahun sebelum tahun 1680 sub nagari tempat Raden Djajasasana disebut Cianjur (Tsitsanjoer-Tjiandjoer).(**)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar